Monday, January 1, 2018

Mengatasi Masalah Kurangnya Perhatian Pada Anak Tengah

Mengatasi Masalah Dilema Kurangnya Perhatian Pada Anak Tengah anak kedua. Anak Tengah cenderung memiliki karakter unik dan susah diatur. Apa yang sebaiknya orang tua lakukan untuk mencegah dan mengatasi hal tersebut?

Berikut ulasannya.

Saat kasih sayang orang tua belum sepenuhnya ia rasakan Adik sudah lahir. Biasanya adik yang baru lahir ini akan jadi pusat perhatian. Tak bisa dipungkiri, bayi itu lebih lucu lihat saja status atau foto-foto yang muncul di Facebook. Sebagian besar menampilkan anak yang baru lahir. Padahal dia nak Tengah apalagi yang masih kecil seperti itu sangat membutuhkan curahan kasih sayang dari ayah dan ibu.

Masalah kurangnya perhatian memang kerap terjadi pada anak Tengah. Sebagai ibu mungkin masih ingat persis Kapan Si sulung mulai merangka, Kapan mengucapkan kata Mama, Kapan pertama kali berjalan dan momen-momen pertama lainnya. Itu karena anak pertama selalu semua perhatian hanya untuknya. Berbeda dengan anak kedua atau anak tengah. Saat Terakhir perhatian orang tua sudah terbagi antara dirinya dengan si Kakak. Belum lagi ketika lahir si bungsu. Perhatian itu semakin terbagi-bagi. Selain itu anak tengah juga sering berada dalam bayang-bayang sang kakak. Kalau si kakak juara kelas Ia pun dituntut mencapai prestasi serupa.

Kalau tidak pasti ada yang berkomentar, Kok tidak seperti kakaknya ya? Hal itu tentu membuat psikologi anak Tengah merasa tidak nyaman. Perilaku-perilaku seperti itu secara langsung dan tidak langsung membentuk kepribadian si anak Tengah.

Anak Tengah cenderung memiliki karakter sebagai berikut:

1 suka Cari perhatian. Adik Mahir Sang Ibu lebih sering memperhatikan si adek karena masih bayi. Begitu Bangun tidur langsung ke adik. Saat di tengah mencoba bermanja-manja dengan menunjukkan hasil gambarnya si ibu yang sedang sibuk menggantikan popok adik malah berkata sebentar ya, Bunda lagi sibuk nih.

Hal ini pasti membuat si anak pernah kecewa dan akan terus berusaha menarik perhatian orang tua. Jika berada dalam kondisi ini sebaiknya ibu atau Ayah tidak menunda berkomentar atau mengacuhkan si anak Tengah. Usahakan untuk melihat kertas yang ditunjukkan sambil memuji wah, bagus ya. Adik bayi pasti juga senang melihatnya. Dengan begitu meski orang tua sedang sibuk mengurusi Adik kan Tengah tidak merasa dinomorduakan.

2 banyak tingkah. Andai ucapnya tidak mendapat respon di tengah cenderung bertingkah bisa saja tiba-tiba dia menangis hanya supaya Bundanya memperhatikan dan menenangkannya. Atau dia akan memanjat jendela agar dihampiri Sang Bundha.

3 memberontak. Bila usahanya yang menarik perhatian tidak mendapat hasil si anak Tengah akan melakukan apa saja yang dia kehendaki. Dia tidak mempedulikan apapun karena dalam pikirannya toh orang tua tidak akan tertarik pada dirinya atau pada perbuatannya. Sebagai orang tua tingkah lakunya akan dianggap sebagai perbuatan yang memberontak.

Padahal itu hanya usahanya untuk mendapatkan perhatian. Karena itu orang tua perlu meluangkan waktu khusus. Apabila memang dia sedang membutuhkan perhatian berikan terlebih dahulu perhatian anda karena sedikit perhatian bisa memberi ketenangan baginya.

Positif negatif anak tengah

Berada di antara kakak dan adik membuat anak Tengah punya karakter tersendiri. Tidak semuanya negatif. Banyak juga yang positif positifnya:

Hal hal positif dari anak tengah

  1. lebih Mandiri. Kalau si adik selalu dilayani si anak Tengah cenderung melakukan sendiri.
  2. lebih tangguh. Karena sering berada dalam situasi kurang menyenangkan dia lebih memiliki kemampuan Bertahan. Dalam benakku tengah sering muncul pikiran Bagaimana caranya agar saya tetap bisa eksis? Pikiran itu mendorong jadi lebih tangguh.
  3. lebih kreatif. Dia akan terus berpikir bagaimana caranya agar bisa tetap terlihat. Bila upaya awalnya gagal ia akan mencoba cara lain.
  4. lebih supel. Karena Terbiasa menghadapi si kakak yang dominan dan adik yang manja anak Tengah jadi memiliki kepribadian yang lebih luwes. Dia pun dapat menjembatani konflik antara dua saudaranya.
  5. lebih pandai. Misalnya Si Kakak sudah bisa membaca dia akan terpacu untuk belajar membaca pula. Padahal sebenarnya wajar kalau dia belum bisa membaca. Toh usiannya memang lebih muda. Tapi karena sering dibandingkan dia jadi terpacu. Hasilnya si anak Tengah sudah dapat melakukan hal yang dikerjakan si Kakak di usia yang lebih dini 

namun anak tengah juga punya sifat negatif. Antara lain kurang percaya diri. Kenapa demikian? Karena si anak tengah sering dituntut untuk Mandiri seperti kakaknya. Sebenarnya Ujiannya masih cocok untuk bermanja-manja. Tapi karena sudah ada adik bayinya tidak bisa begitu lagi. Jika mengambil contoh di usia 3 tahun dia belum memiliki kemampuan seperti kakaknya yang 6 tahun.

Jadi sebenarnya wajar kalau hasilnya juga tidak maksimal. Tapi seringkali orang tidak melihat itu dan akibatnya si anak Jadi kurang percaya diri. Untuk menumbuhkan rasa percaya diri anak orang tua harus mengamati apa yang dia sukai.

Caranya ya harus meluangkan waktu untuk bermain dan bercengkrama dengan si anak. Jika orang tua kurang memperhatikan perilaku anak tidak tertutup kemungkinan si anak Tengah jadi melakukan kekerasan atau bullying. Itu Karena ia merasa iri dengan perhatian orang tua ke kakak dan adik. Yang sering terjadi di anak Tengah akan menekan adiknya.

Sifat-sifat negatif itu dapat diminimalkan. Caranya dengan:

  1. tidak membanding-bandingkan anak Tengah dengan anak lain. Berlakulah adil sesuai kebutuhan anak.
  2. tidak memaksakan anak yang lebih besar untuk selalu mengalah atau bertanggung jawab kepada adik yang lebih kecil. Apalagi jika si Kakak masih berusia batita. Dia pasti tidak bisa menerima kalau harus mengalah pada adiknya.
  3. tidak memihak. Jika saat anak Tengah sedang bermain bola dan kemudian si bungsu ingin meminta Jangan Paksa anak Tengah untuk memberikan bola nya. Hal itu akan membuat dia merasa orang tua lebih sayang pada adiknya. Sebaiknya alihkan perhatian bungsui padahal lain.
  4. Yang lebih penting lagi berikanlah selalu sentuhan personal pada anak Tengah. Dengan begitu ia akan selalu merasa bahwa ayah dan ibunya juga memperhatikan dan menyayanginya seperti saudara-saudara yang lain.

Advertisement


EmoticonEmoticon